Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Jadi yang kedua itu gak enak!!

Gambar
Jadi yang kedua itu emang nggak enak, loe itu berhak untuk jadi yang pertama, kenapa mesti ngehabisin waktu untuk jadi yang kedua? Apa sih yang loe harapin dari hubungan itu ? berharap suatu saat dia akan ninggalin yang pertama dan berpaling sama loe ? ih jahat juga loe yah ?? pernah ngebayangin gak kalo loe ada diposisi orang yang pertama ? saat loe lagi ngejaga hati cewek loe, ada cowok lain yang mencoba mengambil dari sisi loe ? sakit banget kan ? nah itu juga yang dirasain sama cowoknya dia saat ini. loe bilang cuma mau memberikan apa yang nggak diberikan cowoknya ? mengisi ruang kosong yang nggak bisa cowoknya isi. Sekarang terasa kan ?? Sakit banget kan ?? ngelihat dia berjalan membelakangi loe dengan tangan yang tergenggam erat ? loe ditengok saat dibutuhin aja, dia datang saat perlu dan pergi sesuka hatinya. loe berusaha memahami dia, adakah dia memahami loe ? ah sudahlah ... lets move on !! lets fishing again with me .... dia nggak pantas untuk loe, dia udah mendapatkan yang t

Tentang Hujan dan Matahari

Gambar
Tentang Hujan yang berselingkuh dengan matahari, mendustakan bulan dan bintang yang selama ini menemani malamnya. Mataharinya lagi tersenyum dibalik badan si bulan, mengacuhkan bintang yang menangis karena ditinggal hujan. Matahari suka ria, pamer sana-sini karena telah menggenggam jemari sang hujan. Sang hujan seperti biasa, diam dan tanpa kata. Tak terungkap sebagaimana matahari mengungkap kedekatannya. Entah mana yang benar dan keliru tafsirkan segala sikap dan tindak. Hujan memang makhluk yang indah, hadirnya selalu dinanti, dan disisinya sejuk terasa. Tak heran banyak makhluk lain ingin mendekat dengannya, namun sang hujan begitu tertutup. Tak banyak tentang dirinya yang terungkap, hujan selalu bungkam dan tak pernah terduga kehadirannya. Hujan memang indah, hujan memang ceria, hujan penuh warna jika pelangi menemaninya. Hujan selalu diingini, selalu dinanti, namun tetap hujan hanya milik bulan dan bintang. Matahari boleh tertawa ... matahari boleh bahagia ... karena sehari menema

Tersesat

Gambar
Mataharinya tersenyum manja, tertawa lepas dan terlihat bahagia. Sang bulan memucat, pasi dan tampak lesu. Dalam kegelapan bulan selalu menerangkan dengan keterbatasan cahayanya. namun dia slalu setia berada disana meski jauh tak terjamah. Ingatlah saat malam menyapa ... siapa yang memberi cahaya ? saat mimpi buruk datang ... siapa yang memeluk dengan tenang ? kemana matahari saat kau tenggelam dalam pekat? ah sudahlah ... ketika hati tersesat tak ada kata yang mampu dicerna. terbuang habis energi melawan egonya. hanya kesabaranlah yang mampu menantangnya. Biarlah matahari melebarkan senyumnya. menggengam tanganya asal jangan membakar tubuhnya. karna aku tak mampu melihatnya tersesat lebih jauh.

Aku Pergi !!

Gambar
Semua udah jelas sekarang, bahkan sangat jelas meski tanpa perlu kata untuk menjelaskannya. Aku nggak bisa memaksanya untuk menuruti apa yang aku mau, kamu udah mengambil sikap dan aku memutuskan untuk bersikap. Kelam itu udah menjadi terang, dan kini saatnya aku beranjak tuk meninggalkan. Gelap yang selalu kuresahkan kini bersinar meski sinarnya menyakitkan. Lalu untuk apa aku bertahan bila sinar ini akan menyengat kulitku dan membuatku sakit? Bukankah lebih baik aku pergi sambil mengumpulkan serpihan hati yang kecewa untuk dibenahi? Hati ini nggak akan termiliki lalu untuk apa aku bersedih? Mungkin ada yang lebih pantas untuk memiliki dan mungkin bukan kamu ! Atau kamu yang akan memiliki namun bukan saat ini? Entahlah aku nggak mau berharap lagi, yang berlalu biarlah kukubur dalam bayanganku. Keputusan udah aku ambil dan aku siap dengan segala hal dibelakangnya, meski perih akan aku hadapi, meski luka akan kubalut kembali. Airmata masih mampu aku tahan tak basahi pipi, namun aku tak

Tak Sekedar Hitam&Putih

Gambar
“Loe nggak pernah tau rasanya berada di titik jenuh sebuah pernikahan din,” ujar wiwit dengan nada meninggi. Ini potongan percakapan santai gw bareng kedua sahabat gw, Wiwit&Tedy semalam. Udah lama nggak ngumpul bareng mereka dan semalam kita curhat-curhatan dari yang nggak penting sampe hal yang mencengangkan bagi gw !! Diantara kita bertiga memang baru Wiwit yang udah berumah tangga, gw shock banget dengar cerita dia yang baru 2 tahun nikah tapi udah merasa berada di titik jenuh suatu hubungan. Jenuh … pernikahan menjenuhkan ??? mungkin bisa dibilang wajar, jangankan nikah, pacaran aja kadang berasa jenuh kok, apalagi udah menikah yang dimana setiap hari harus berhadapan dengan dia lagi-dia lagi, pagi saat buka mata ada dia, sampai malam mau nutup mata dia lagi. Tapi itu semua kan resiko, dimana kita udah memutuskan memilih suatu keputusan terbesar dalam hidup yah harus siap terima dengan jiwa besar segala resikonya bukan? Jadi nggak ada alasan untuk macam-macam dalam pernikahan