" MiLeS "

Cerpen lagi nih, kali ini judulnya "MiLes". Kemaren lagi iseng-iseng weekend nggak ada yang dikerjain, Ada temen curhat jadi kepikiran curhatannya dijadiin cerita pendek (hags..hags..hags) maaf yah Key ^_~, Btw nama-namanya terinpirasi dari buku yang lagi gw baca "A Bend in The Road" Miles & Mili, dan nama pemeran utamanya Missy... !!??

"MiLeS"

Aku jatuh cinta untuk kesekian kalinya, Miles nama pria yang kini masuki hatiku, yang mampu mengalihkanku dari cinta-cinta yang lalu, Pria manis yang mampu menggetarkan hatiku saat berdekatan dengannya, Melihat gayanya, menatap senyumnya sungguh membuat duniaku terasa indah.

Awal pertemuanku dengannya tak ada yang istimewa dan dia terlalu biasa untuk aku kagumi. Jauh dibandingkan dengan More yang saat itu masih mengisi kehampaan jiwaku sebelum dia pergi meninggalkan aku demi rekan kerjanya yang lebih dewasa itu. Aku dan Miles dikondisikan dalam satu ruangan kerja dan kita selalu berhubungan untuk urusan dalam kantor. Untuk seusianya dia termasuk pria yang smart dan bertanggung jawab dalam hal pekerjaan. Dia mampu bersikap sepertiku yang memang lebih dewasa darinya, walau terkadang untuk beberapa hal jelas terlihat sikap kekanak-kanakannya.

Miles berusia 22 tahun, 2 tahun lebih muda dari aku, Tinggi, berkacamata yang membuat dia terlihat dewasa dari usianya , Sikapnya mampu menarik perhatian lawan bicaranya. Dan yang membuat aku bisa dekat dengannya karena hobby ku sama dengan dia, Dan itulah yang membuat aku nggak pernah kehabisan kata-kata jika berbincang dengannya. Dia selalu tahu bagaimana menyikapi wanita, nggak heran terkadang banyak yang salah tanggap dengan sikapnya yang sok manies itu.

Sempat terlintas olehku dia membuatku merasa special dengan sikap manisnya itu namun aku selalu tau lebih dulu dengan sikap-sikap sok manis pria-pria yang mencari muka didepan wanita, maka segera ku enyahkan sebelum perasaan itu berkembang dibenakku, selain itu Karena memang dia tidak lebih special dengan More.

Tidak saat ini, perasaanku pada Miles berubah sejak dia selalu dan selalu bersikap berbeda padaku, Dia selalu tau cara merebut perhatiaanku bahkan saat aku tau bahwa More mengkhianati aku, Mileslah yang selalu menemani kesepianku, Mengembalikan kesadaranku untuk melanjutkan langkahku tanpa More disisiku. Miles telah mampu menggantikan More dihatiku dan jujur aku membiarkan perasaan itu tumbuh dan mekar dihatiku.

Kini hubunganku dengan Miles semakin dekat dan bisa dibilang lebih dari sekedar pertemanan biasa namun belum ada kata-kata yang menyatakan hubungan ini lebih dari pertemanan biasa. Sikap Miles semakin manis dan melumpuhkan aku bila tanpanya, Kita selalu menghabiskan waktu bersama untuk urusan kantor maupun lainnya, Nonton bersama atau sekedar makan malam bersama, Miles selalu tau bersikap apa jika keheningan mengantarku kembali memikirkan More.

Semuanya berjalan hampir sempurna dan hubungan yang semakin dekat ini mulai terhembus oleh rekan-rekan kerjaku yang ternyata selalu memperhatikanku dan Miles, Banyak yang bertanggap positif dan tak sedikit yang bertanggap negative, seolah tak rela jika Miles selalu bersamaku, aku berfikir wajar dengan sikap Miles yang selalu ramah dan manis pada siapapun itu. Wajar jika banyak yang mengharap Miles lebih dari pada aku mengharapkannya.

Hingga waktunya aku jenuh dengan hubunganku dan Miles yang berjalan datar dan tanpa adanya kalimat yang menyatakan adanya hubungan lebih dari sekedar pertemanan biasa, walaupun sikap Miles tidak berubah memperlakukanku dengan selalu manis dan membuat aku selalu merasa paling istimewa.Namun ada sebagian perasaanku yang tak bisa kubohongi begitu perih saat melihat Miles berhubungan dengan Mili rekan kerjaku yang selalu memiliki kemampuan dalam memainkan kata-kata. Selalu merasa dirinya bagian terpenting dalam urusan kerja, semua rekan kerjaku dengan terpaksa menghargainya walaupun sebenarnya nggak berharga sama sekali keberadaannya.

Mili salah satu dan mungkin satu-satunya yang berfikir negative tentang kedekatanku dengan Miles, Dia yang selalu merebut perhatiaan Miles saat Miles berdekatan denganku dan selalu pintar memainkan kata-kata yang bertabrakan dengan sebenarnya. Selalu bisa membuat emosiku tersulut dan tertawa saat aku terpancing oleh sulutannya, Aku lelah menghadapinya dan nggak tau harus seperti apa bersikap pada orang yang memiliki kemampuan dengan kata-kata.

Semakin lama aku mengenal Miles, aku menyadari adanya sikap yang membuatku muak, dibalik kedewasaanya ternyata tak bisa dipungkiri mengalir deras sikap kekanakannya yang memang sesuai dengan usianya dan masih terlihat jelas keegoisannya walau tertutupi dengan sikap manisnya, Membuatku berfikir beberapa kali untuk melanjutkan hubunganku dengannya, Dengan latar belakangku yang membuat aku tumbuh dengan sikap egois, manja, kekanakan, Aku anak semata wayang yang selalu terpenuhi segala kebutuhanku dengan berlebih dan selalu dituruti apa yang aku inginkan, sehingga sifatku jauh terlihat dari usia 24 tahun. Dan wajar bila aku mendambakan pasangan yang bisa menuntunku untuk bisa bersikap lebih dewasa dan bersikap sesuai usiaku dan bisa meluluhkan kerasnya egoku.

Terlebih Mili yang selalu mendekati Miles dan mencoba untuk campuri urusan pribadiku bersama Miles, Dia tau aku dekat dengan Miles namun tanpa menjaga perasaanku dia selalu mendekati Miles dengan permainan kata-katanya yang indah dan sangat memuakkan aku, Aku kadang merasa puas jika Miles tidak menanggapi Mili namun begitu merasa perih saat sikap Miles yang manis namun ditanggap berlebih oleh Mili. Dan jika sudah itu Mili selalu berteriak-teriak kalo dia lah yang mampu mengalihkan perhatian Miles pada dirinya.

Memuakkan namun itulah yang harus kuhadapai, Ingin rasanya aku bilang cemburu jika Mili berdekatan dengan Miles namun aku tak bisa karena memang Miles bukan milikku, belum ada ikatan apa-apa antara aku dan Miles walaupun hati kami saling tau kalau kami saling jatuh cinta dan membiarkan cinta ini mengalir tanpa kata-kata. Hingga aku lelah dan mencoba untuk mengalihkan semua rasa perihku, rasa cemburuku, hingga rasa cintaku pada Miles.

Aku berusaha untuk menjauh dari Miles dan merubah sikapku padanya, Miles merasa aku berubah namun dia nggak punya keberanian untuk menanyakannya padaku, Walupun Miles belum merubah semua sikap manisnya padaku dan aku masih merasakan ada gejolak bila berdekatan dengannya namun hati ini lelah mencintainya, lelah dengan egonya, lelah dengan kecemburuan yang selalu menyakiti sebagian hati ini, Aku memutuskan untuk mengenyahkannya dari hati dan benakku, menjauh sebelum rasa ini terpatri dalam hati, aku sudah sering sakit hati dan kali ini aku nggak mau sakit lagi, lebih baik aku yang meninggalkan dari pada akhirnya aku yang ditinggalkan.

Aku membiarkan Mili yang memenangi pertaruhan hati Miles karena aku terlanjur sadar kalau Miles bukanlah yang aku ingini, Dan aku nggak mau mencoba menginginkannya karena hatiku tidak benar-benar menginginkannya. Meski hati ini terlanjur memberi cinta untuknya namun mudah saja bagiku mengalihkan rasa ini karena rasa ini tak sempurna seperti rasaku pada More, Namun walau Miles tak sempurna More, tak bisa kupungkiri sempat hati ini teralih padanya dan memberi warna yang berbeda pada duniaku.

Meski aku masih bisa merasakan cinta Miles yang mengalir untukku namun aku tak mau membuka kembali hati ini untuknya, letih hati ini dengan sikapnya yang selalu membiarkan aku cemburu, selalu membiarkan aku merindukannya, selalu memanjakan aku namun kadang egonya selalu memuakkanku. Kini biarkan segalanya menjadi kenangan, dua hati yang sempat menyatu namun harus kulepaskan karena tak mungkin terus bersama, karena bukan Miles tujuanku hidupku.

Komentar

Anonim mengatakan…
ngga bersambung?????
ko, endingnya ga pacaran si????
Dini Virginia mengatakan…
@Anonim
Hehhehe...Klo bersambung Sinetron duonx ! Hags..hags..Hags ^_~
Anonim mengatakan…
Soo sweet...!! keren2.. tp klu w jd ce tu... w bakal bikn pager listrik bat si miles biar si mili tdk mendekatina... Hahay...

Postingan populer dari blog ini

Cut Tary oh Cut Tary...

Jangan Bosen Yupz...HeHe!!

Jadi yang kedua itu gak enak!!